Kamis, 25 Agustus 2011

Ied Festival

Tulisan kali ini menjawab posting @yuswohady mengenai Lebaran Marketing.

Selama ini kita memandang bulan puasa dengan puncaknya ada di Ramadhan. Fenomena Pegadaian after Ramadhan ini juga menunjukkan bahwa ini merupakan post event, aktivitas yang dilakukan untuk menutupi puncak spending yang terjadi saat lebaran.

Namun, saya berpikir bahwa ini tidak mewakili semua kalangan masyarakat. Contoh yang sederhana, saya tidak menemukan ada diantara teman-teman saya yang mengunjungi Pegadaian after lebaran.

Saya mau share yang saya alami sehubungan dengan marketing lebaran yang Mas Siwo singgung sebelumnya.

Untuk saya, hawa lebaran telah terasa pada 2 minggu sebelum Ramadhan. Munggahan adalah kegiatan menyambut bulan puasa, entah ini bagian dari sunnah atau hanya bagian dari tradisi saja. Jadi, sebelum puasa dimulai, ada aktivitas untuk siap-siap menghadapi puasa. Dulu sih saya diajarkan oleh ibu saya bahwa hari terakhir sebelum puasa itu untuk bersih-bersih. Mulai dari rumah, kamar, bahkan yang terpenting adalah dari diri sendiri, yaitu menjalankan terawih pertama itu dalam keadaan sudah keramas. Bersih luar dalam menyambut bulan suci.

Semakin kemari, aktivitas saya jadi bertambah kompleks dalam rangka munggahan ini. Sebelum Ramadhan datang, saya sempatkan dulu nyalon utk bersih-bersih. Creambath, meni-pedi, potong rambut, sampai luluran untuk meluruhkan kotoran yang menempel. Secara hakikat, itu sih tidak salah. Bersih-bersih diri, dong. Lalu, saya akan menikmati hari-hari terakhir menikmati makanan saat matahari bersinar. Dari situlah, berbagai janjian

Yes, 14 hari sebelum Ramadhan dimulai, satu per satu jadwal janjian bersama teman, mulai dari makan siang hingga ngopi sore dan makan malam, berderet rapi di jadwal saya. Dari mulai teman kantor, teman kuliah, teman arisan, bahkan teman main bilyard. Semuanya ini untuk saya istimewa. Jadi, selama memang saya bisa, saya akan datang.

Karena ini semua menyambut Ramadhan, kostumnya pun saya sesuaikan. Jadi, meski janjian pulang kantor, setidaknya saya akan membawa pashmina supaya lebih berbau Ramadhan. Lama-lama, koleksi pashmina saya menipis. Karena janjian banyak di kafe atau mall, pas banget nih klo sekalian beli shawl atau pashmina.

Lantas tibalah bulan Ramadhan. Seperti kebanyakan dari kita, minggu kedua dan ketiga bulan puasa adalah masa panen raya buka bersama. Sekali lagi urusan kostum juga salah satu yang dipertimbangkan. Eh, kayaknya gak punya sepatu krem deh untuk buka bareng sama gank X. Hmmm, tuh flat shoes hitam itu kayaknya lucu juga buat buka bareng sama teman kantor. So, sebelum lebaran mulai, sudah bertambahlah itu koleksi lemari saya.

Dua minggu menjelang hari raya, tiba masa turun THR sesuai aturan pemerintah. Setelah selesai semua kewajiban anak-anak, para asisten rumah tangga dll, berarti tibalah waktunya menyenangkan diri sendiri. Beli baju lebaran? Tentu saja boleh. Jangan lupa, urusan kendaraan dll yg juga perlu diperhatikan saat perjalanan mudik nanti.

Lanjut lagi, menjelang saat mudik ke Bandung, sudah terpikir daftar tempat yang akan dikunjungi. Apa lagi bila bukan tempat makanan dan fashion. Gak afdhol ke Bandung tanpa menikmati wisata ini.

Nanti balik ke Jakarta sesudah lebaran, selama satu bulan sesudah lebaran, saya sudah siap-siap dengan jadwal halal bi halal bersama teman-teman yang tidak sempat bertemu sebelum & selama Ramadhan.

So, untuk saya, Ied Festival ini bukan hanya soal lebaran. Keriaan ini berlangsung hampir 3 bulan. So, in my marketing point of view, this is the longest festive season compared to other festivity, Chinese New Year, Season's Greeting, School Holiday, which last less than Ied Festival. Then, it would be a waste if marketer don't cater it the right way.